iklankan produkmu

Kamis, 30 Maret 2017

Pengangkatan dan pemindahan penderita

Setiap hari banyak penderita diangkat dan dipindahkan dan banyak pula petugas paramedic yang menderita cedera karena salah mengangkat, kemungkinan diakibatkan karena tidak tahu ataupun mungkin bersikap acuh. Tidak ada satu rumus pasti bagaimana mengangkat dan memindahkan penderita , untuk itu tulisan ini bertujuan memberikan garis-garis besar yang harus diperhatikan saat mengankat dan memindahkan penderita.
Untuk mengangkat harus dilakukan dengan tenaga terutama pada paha dan bukan dengan membungkuk. Dan saat mengangkat tamndu tangan harus mengangkat kedepan bukan ke belakang. Semakin dekat beban kesumbu maka semakin ringan pengangkatan dengan demikian maka usahakan agar tubuh sedekat mungkin ke beban (tandu) yang akan diangkat. Kaki menjadi tumpuan utama saat mengangkat. Jarak antara kedua kaki yang paling baik saat mengangkat adalah berjarak sebahu kita. Kenali kemampuan diri-sendiri. Bila merasa tidak mampu mintalah pertolongan petugas lain dan jangan memaksakan mengangkat karena akan membahayakan penderita pasangan dan diri kita sendiri.
Panduan dalam mengangkat penderita:
1.       Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita
Nilailah beban yang akan diangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu jangan paksakan . selalu komunikasi secara teratur dengan pasangan kita.
2.       Kedua kaki berjarak sebahu kita, ssatu kaki diangkat sedikit di depan kaki sebelahnya
3.       Berjongkok, jangan membungkuk punggung harus selalu dijaga lurus
4.       Tangan yang memegang menghadap ke depan. Jarak antara kedua tangan yang memegang (misalnya tandu) minimal 30 cm
5.       Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa , jarak maksimal tangan kita ketubuh kita adalah 50 cm
6.       Jangan memutar tubuh saat mengangkat
7.       Panduan diatas juga berlaku saat menarik atau mendorong penderita
Sedangkan Panduan untuk memindahkan penderita ada dua macam:
1.       Pemindahan emergensi
a.       Tarikan baju
Kedua tangan penderita harus diikat untuk mencegah naik kearah kepala waktu baju ditarik. Bila tidak sempat masukkan kedua tangan dalam celananya sendiri.
b.      Tarikan selimut
Penderita di taruh dalam selimut yang kemudian di tarik
c.       Tarikan lengan
Dari belakang penderita kedua lengan paramedic masuk di bawah ketiak penderita memegang kedua lengan bawah penderita.
d.      Ekstrikasi cepat
Dilakukan pada penderita dalam keadaan yang harus dikeluarkan secara cepat
2.       Pemindahan non emergensi
Dalam keadaan ini dapat dilakukan urutan pekerjaan normal, seperti TKP, survai, lingkungan, stabiliasi kendaran dsb.
a.       Pengangkatan dan pemindahan secara langsung
Oleh 2 atau 3 petugas. Harus diingat bahwa cara ini tidak boleh dilakukan bila ada kemungkinan fraktur servikal. Prinsip pengangkatan tetap harus diindahkan .
b.      Pemindahan dan pengangkatan memakai seperai
Sering dilakukan di rumah sakit. Juga tidak boleh dilakukan bila ada dugaan fraktur servikal.



Pelengkapan untuk pemindahan penderita

1.       Brankar (wheeled stretcher)
Hal-hal yang harus diperhatikan
a.       Penderita harus selalu diselimuti
b.      Kepada penderita/ keluarga selalu diterangkan tujuan perjalanan
c.       Penderita sedapat mungkin selalu dilakukan “stapping” (fiksasi) sebelum pemindahan
d.      Brankar berjalan dengan kaki penderita di depan, kepala di belakang, supaya penderita dapat melihat arah perjalanan brankar. Posisi ini dibalik bila akan naik tangga.
Ketika diambulans menjadi terbalik, kepala di depan (dekat pengemudi) supaya paramedic dapat bekerja (bila perlu instubasi). Namun pada wanita yang dalam kondisi melahirkan posisi dalam ambulan dibalik , supaya paramedic dapat membantu partus.
Jangan sekali-kali meninggalkan penderita sendirian diatas brankar. Penderita mungkin berusaha membalik yang berakibat terbaliknya brankar.

2.       Tandu sekop (scoop stretcher, orthopedic stretcher)
Alat yang sangat bermanfaat untuk pemindahan penderita. Bila adam dugaan fraktur servikal , maka alat yang dipilih adalah LSB (long spine board). Harus diingat bahwa tandu sekop bukan alat transportasi dan hanya alat pemindah. Waktu proses pengankatan, sebaiknya 4 petugas, masing-masing satu pada sisi tandu sekop karena kemungkinan akan melengkung (alat ini mahal harganya karena terbuat dari logam khusus)

3.       Long spine board
Sebenarnyabukan alat pemindahan, tetapi alat fiksasi. Sekali penderita di fiksasi atas LSB ini tidak akan diturunkan lagi sampai terbukti ada fraktur servikal, karena itu harus terbuat dari bahan yang tidak mengganggu pemeriksaan rontgen. Pemindahan penderita keatas LSB memerlukan teknik khusus yaitu memakai log roll. Dimana penderita yang dilakukan LSB selalu dilakukan strapping, lalu LSB diletakkan diatas stretcher.

4.       Short spine board dan KED (Kendrick extrication device)

Lebih merupakan alat ekstrikasi. Setelah selesai ekstrikasi, tetap penderita harus diletakkan pada alat pemindah yang lain.

Selasa, 28 Maret 2017

Masalah air di kehidupan

Air merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan. Bagi manusia air merupakan zat mutlak yang membentuk tubuh manusia sekitar 73% dari bagian tubuh tanpa jaringan lemah. (len body mass).  Perlu diketahui prosentase air berbeda antara orang satu dan dengan orang lainnya. Misalnya pada orang gemuk perbandingan air dan lemak sekitar 50% berbanding 50%. Pada pria normal perbandingan nya antara 60% dan 16 %pada orang kurus perbandingannya antara 67% berbanding 7%.
Dengan perkataan lin jumlah air yang terdapat dalam tubuh manusia adalah:
1.       Sekitar 80 % dari berat badan (untuk bayi)
2.       Sekitar 70-75 % dari berat badan (untuk bayi baru lahir/ neonatus)
3.       Sekitar 65% dari berat badan (untuk anak)
4.       Sekitar 55%-60% dari berat badan (untuk orang dewasa).
Namun apabila tubuh tidak cukup air atau kehilangan air walaupun hanya 5% dari berat badan baik kepada anak ataupun orang dewasa akan menimbulkan dehidrasi yang membahayakan kehidupan orang tersebut.

Untuk itu manusia selalu berupaya mengadakan air bagi dirinya dan keperluan hidupnya (mencuci, membarsihkan , mandi dan lain sebagainya).  Sayangnya dalam banyak hal mengenai air yang digunakan  tidak selalu memenuhi syarat kesehatan. Karena sering ditemui adanya bibit maupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit, dan membahayakan kelangsungan hidup manusia. Hal ini juga dipengaruhi olah perkembangan zaman yang membuat penggunaan air meningkat. Contoh di amerika serikat dibutuhkan air sekitar 189 liter per orang, sedangkan di Indonesia mencapai sekitar 100 liter.
Dalam mempelajari tentang air, ada beberapa istilah yang perl;u untuk dipahami:
1.       Hydrologi
Ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang fenomena air pada tahap yang dilaluinya, yakni menyangkut tersebarnya air dan adanya air di atmosfir bumi, permukaan bumi, di dalam tanah dan lapisan batu-batuan.
2.       Siklus hidrologi
Maksud dari siklus hydrologi adalah pergerakan air yang dialami oleh air yang terdiri dari berbagai peristiwa yakni:
a.       Penguapan (evaporasi) ialah air yang berada  dalam keadangan berkeringat (tras npirasi) dan dialami oleh makhluk hidup (lazimnya manusia atau hewan).
b.      Pembentukan awan
c.       Peristiwa jatuhnya awan ke bumi
d.      Airan air pada permukaan bumi
3.       Siklus kontak air
Ialah siklus yang lebih kecil lingkaranya di bandingkan dengan siklus hydrology karena hanya menyangkut pergerakan air yang ada hubungannya dengan manusiayakni:
a)      Pemekaiannya
b)      Penyediannya
c)       Pembuangan air bekas
d)      Aliran alur air alam

Macam air yang dikaitkan dengan sumbernya dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1.       Air hujan, embun, maupun salju yakni air yang didapat dari angkasa, karena proses presipitasi dari awan ,atmosfir yang mengandung uap air
2.       Air permukaan tanah dapat berupa air yang tergenang maupun air yang mengalir seperti danau, sungai dan laut
3.       Air dalam tanah yakni air permukaan tanah yang meresap ke dalam tanah.
Ditinjau dari kesehatan ketiga macam air ini tidaklah selalu mempunyai syarat kesehatan, dan ketiganya  mempunyai  risiko untuk dicemari. Dan secara umum dapat dikatakan bahwa ditemukan air yang benar-benar murnidi alam ini. Misalnya air hujan embun yang berasal dari air angkasa, ketika turun ke bumi dapat menyerap abu, gas maupun materi berbahaya lainnya. Demikian pula air permukaaan dapat terkontaminasi dengan berbagai macam zat yang berbahaya untuk kesehatan misalnya air yang mengandung bahan nitrat dan sulfat yang berpotensi mengandung mineral tertentu.selain itu air juga mengandung benda-benda yang bersifat koloid, seperti jamur dan kuman-kuman penyakit lainnya.
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang seratus persen murni  maka pada saat ini telah tersusun syarat-syarat air yang di pandang baik dengan syarat antara lain:
1.       Syarat fisik
Air yang sebaiknya digunakan untuk minum adalah air yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau jernih dan dengan suhu di bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa nyaman.
2.       Syarat bekteriologis
Secara teoritis air minum hendaknya dapat terhindar dari kemungkinan kontaminasi dengan bakteri, terutama yang bersifat pathogen , misalnya E- Coli.
3.       Syarat kimia
Air minum yang baik ialah air yang tidak tercemar scara berlabihan oleh zat-zat kimia maupun mineral, terutama oleh zat-zat ataupun mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Adapun bahan-bahan ataupun zat kimia dalam air adalah sebagai berikut:
No.
Jenis bahan
Kadar yang dibenarkan (mg/liter)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
CO2
H2S
NH4
NO3
Flaour (F)
Chlor (Cl)
Arsen (As)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Sulfat (SO4)
Mangan (Mn)
Besi (Fe)
Pb
CU
Mg
Cn
Zat organic
Zat yang larut
Ph(keasaman)
kesadahan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
45
1-1,5
250
0,05
1,0
5,0
250
0,05
0,3
0,05
3,0
125
0,01
10
1000
6,5-9,0
5-10 derajat jerman



Proses Persalinan janin


Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandunganmelalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (menggunakan kekuatan sendiri).
Persalinan normal menurut farer (2001) adalah persalinan yang memiliki karakterstik berikut ini:
1.       Terjadi pada kehamilan aterm bukan premature ataupun postmatur
2.       Mempunyai onset yang bukan spontan bukan karena induksi (dipacu dengan obat)
3.       Setelah selesai 4 jam dan sebelum 24 jam sesak saat onset partus presipitatus ataupun partus lama
4.       Janian tunggal dengan presipitasi puncak kepala dan oksipital pada bagian anterior pelvis
5.       Terlaksanan tanpa bantuan artificial
6.       Tidak terdapat komplikasi
7.       Mencakup kelahiran plasenta yang normal
Tanda dan gejala persalinan
1.       Menurut mochtar (1994) tanda dan gejala permulaan persalinan
Sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya, beberapa minggu sebelum wanita memasuki hari perkiraan kelahiran dinamankan dengan kala pendahuluan (preparatory stage of labor) dengan tanda sebagai berikut
a.       Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul. Pada primigravida terjadi menjelang minggu ke 36 dengan tanda :
-          Adanya konstraksi Braxton hicks
-          Ketegangan dinding perut
-          Ketegangan ligamentum rotundum
-          Gaya berat janin
Saat kepala masuk pintu atas panggul, ibu akan merasakan rasa sesak pada perut bagian atas berkurang dan pada bagian bawah terasa sesak.
b.      Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun
c.       Sering miksi atau sulit berkemih
d.      Sakit di pinggang dan di perut
e.      Serviks mulai lembek dan mendatar
Pada multipara gambaran ini kurang jelas, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan

f.        Terjadinya his permulaan atau his palsu. Dengan gejala:
-          Rasa nyeri ringan di bagian bawah
-          Datangnya tidak teratur
-          Durasi pendek
-          Tidak bertambah dengan beraktivitas
-          Tidak ada perubahan pada serviks
2.       Tanda- tanda persalinan inpartu (saat persalinan) adalah:
a.       Terjadi his persalinan dengan karakteristik
-          Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
-          Sifat sakitnya teratur, interval makin pendek dan kekuatannya makn besar
-          Berpengaruh terhadap perubahan serviks
-          Dengan beraktivitas kekuatan makin bertambah
b.      Pengeluaran lender bercampur darah
c.       Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
d.      Hasil pemeriksaan dalam (PD) menunjukan terjadinya pelunakan, pendataran dan pembukaan serviks
Karakteristik kontraksi uterus atau his yang perlu diperhatikan adalah kekuatan / intensitas, frekuensi dan durasi. Tiap konstraksi uterus terdiri dari 3 fase sebagai berikut:
-          Increment yaitu intensitas atau kekuatan kontraksi terbentuk
-          Acme yaitu puncak maksimum dari kontraksi
-          Decrement yaitu ketika otot uterus mulai konstraksi

Teori-teori mengenai proses terjadinya persalinan        
Penyebab terjadinya persalinan belum diketahu dengan pasti sehingga timbul teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan antara lain:
a.       Teori penurunan hormone
Beberapa hari sebelum partus terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Sehingga otot rahim sensitive terhadap oksitosin. Penurunan kadar progesterone pada tingkat tertentu menyebabkan otot mulai konstraksi.
b.      Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Apabila batas tersebut telah terlewati, maka akan terjadi konstraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
c.       Teori plasenta menjadi Tua
Plasenta yang semakin tua seiring dengan bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan teurunnya kadar estrogen dan timbul konstraksi rahim
d.      Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganggliaon servikale. Bila ganglion ini digeser atau tertekan kepala janin maka akan timbul konstraksi rahim.
Factor-faktor penting dalam persalinan
Ada beberapa factor yang berperan dalam persalinan :
1.       Kekuatan mendorong janin keluar (power)
a.       His (konstraksi uterus)
b.      Konstraksi otot dinding perut
c.       Konstraksi diafragma pelvis
d.      Ketegangan dan konstraksi ligamentum rotundum
e.      Efektivitas kekuatan mendorong
f.        Lama persalinan
2.       Janin (passenger)
a.       Letak janin
b.      Posisi janin
c.       Presentasi janin
d.      Letak plasenta
3.       Jalan lintas (passage)
a.       Ukuran dan tipe panggul
b.      Kemampuan serviks untuk membuka
c.       Kemampuan kanalis vagina;is dan introitus vagina memanjang
4.       Kejiwaan (psyche)
a.       Persiapan fisik untuk melahirkan
b.      Pengalaman persalinan
c.       Dukungan orang terdekat
d.      Intregritad emosional
Mekanisme persalinan
Proses persalinan terdiri atas empat fase/ kala:
1.       Kala 1: waktu mulai serviks membuka sampai pembukaan lengkap 10 cm
Disebut pula kala pembukaan ditandai dengan keluarnya lendir bercampur  darah karena serviks mulai mendatar membuka. Kala pembukan di bagi menjadi dua fase :
a.       Fase laten yaitu fase pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm yang berlangsung dalam tujuh sampai delapan jam
b.      Fase aktif berlangsung selama enam jam yang dibagi menjadi tiga sub fase antara lain:
Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung selama 12 jam sedangkan multigravida sekitar  8 jam.
2.       Kala II: waktu pengeluaran janin
Kala pengeluaran janin , his, terkoordinir, kuat, cepat, interval 2-3 menit dengan durasi 50 sampai 100 detik. Akhir dari kala I adalah ketika air ketuban akan pecah disertai pengeluaran cairan mendadak. Kepala janin turun masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot dasar panggul yang akan menimbulkan keinginan untuk mengejan. Oleh karena tertekannya fleksus franken hauser, ibu merasa ingin buang air besar karena adanya tekanan pada rectum
Kedua kekuatan yaitu his dan mengejan akan mendorong kepala bayi. Berturut-turut lahirlah ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka dan kepala seluruhnya. Kemudian diikut putar paksi luar untuk menyesuaikan kepala pada punggung.
Kemudian persalinan pada bayi ditolong dengan cara sebagai berikut:
a.       Kepala dipegang pada os. Oksiput dan di bawah dagu ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu belakang
b.      Setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan bahu belakang.
c.       Bayi lahir diikuti sisa air ketuban. Lamanya kala II untuk primigravida sekitar 50 menit dan multigravida sekitar 30 menit.

3.       Kala III : waktu pelepasan plasenta dan pengeluaran plasenta
Setelah janin dilahirkan, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Lepasnya plasenta menyebabkan mengeluarkan darahsetelah plasenta dilahirkan. Tanda-tanda lepasnya plasenta adalah:
-          Uterus menjadi bundar
-          Fundus uteri mengalami konstraksi kuat
-          Uterus terdorong ke atas karena plasenta lepas ke segmen bawah rahim
-          Tali pusat bertambah panjang
-          Terjadi perdarahan

4.       kala IV: waktu satu sampai dua jam setelah plasenta lahir.
Pada kala ini dimaksudkan untuk mengobservasi perdarahan postpartum. Paling sering terjadi perdarahan pada dua jam pertama yang perlu diobservasi adalah :
a.       tingkat kesadaran
b.      tanda-tanda vital
c.       konbstraksi uterus
d.      terjadinya perdarahan, perdarahan dikatakan normal jika jumlahnya  tidak lebih dari 500 ml.