iklankan produkmu

Kamis, 03 November 2016

MAKALAH low back pain



BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Nyeri punggung bawah sudah dikenal beribu-ribu tahun yang lalu didiskripsikan sebagai lumbago dan sciatica didalam Al-kitab, sering akibat nyeri punggung ini seseorang terganggu melakukan aktivitas sehari-hari.
Diperkirakan 60% sampai 80% populasi dewasa pernah mengalami LBP, kira-kira 2% sampai 5% terkena setiap tahunnya.  Orang yang waktu bekerja melakukan gerakan membungkuk yang berulang-ulang atau berjongkok dan  duduk lama mempunyai frekuensi LBP lebih tinggi, masalah psikososial juga penting sebagai faktor pencetus terjadinya nyeri punggung bawah.
Dalam hal perawatan secara umum pada penyakit LBP dengan penyakit syaraf lainnya mempunyai kesamaan dalam pemberian asuhan keperawatan menitik beratkan pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia.  Adapun kekhususan dari perawataan klien dengan LBP adalah karena masalah yang muncul biasanya bersifat komplek dan mempengaruhi sistem tubuh sehingga asuhan keperawatan yang diberikan mencegah terjadinya defisit neurologis, memberikan dan mengembalikan fungsi dengan cara meningkatkan aktivitas secara bertahap dengan melakukan range of mation (ROM) aktif maupun pasif.

B.     TUJUAN PENULISAN

1)        Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan dengan Low Back Pain.
2)        Tujuan Instruksional Khusus
a.        Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai definisi LBP
b.        Mahasiswamampu menjelaskan menegenai etiologi dan manifestasi LBP
c.        Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai patofisiologi LBP
d.       Mahasiswa mampu menjelaskan penegakan diagnosis dari LBP
e.        Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan pada klien Low Back Pain

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.    ANATOMI FISIOLOGI

Kolumna vertebralis atau rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Di antara tiap dua ruas tulang pada tulang belakang terdapat bantalan ruang rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada orang dewasa dapat mencapai 57-67 cm. seluruhnya terdapat 33 ruas tulang, 24 buah di antaranya adalah tulang-tulang terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang.
Vertebra dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempatinya yaitu :
a.              7 vertebra servikal atau ruas tulang bagian leher membentuk daerah tengkuk.
b.              12 vertebra torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian torax atau dada
c.              5 vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang membentuk daerah lumbal atau pinggang
d.             5 vertebra sakralis atau ruas tulang kelangkang membentuk sakrum atau tulang kelangkang
e.              4 vertebra kogsigeus atau ruas tungging membentuk tulang kogsigeus atau tulang tungging

Anatomi Lumbal

B.     DEFINISI

Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki. (Harsono, 2000:265).
Low back Pain dipersepsikan ketidak nyamanan berhubungan dengan lumbal atau area sacral pada tulang belakang atau sekitar jaringan ( Randy Mariam,1987 ).
Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara).
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999).
Low Back Pain terjadi dilumbal bagian bawah,lumbal sacral atau daerah sacroiliaca,biasanya dihubungkan dengan proses degenerasi dan ketegangan musulo (Prisilia Lemone,1996).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri kronik atau akut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus,kelemahan otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

C.    ETIOLOGI

1.         Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.
2.         Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.
3.         Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis spinal, spondilitis,osteoartritis.
4.         Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot
5.         Prosedur degenerasi pada pasien lansia.
6.         Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
7.         Kegemukan.
8.         Mengangkat beban dengan cara yang salah.
9.         Keseleo.
10.     Terlalu lama pada getaran.
11.      Gaya berjalan.
12.      Merokok.
13.     Duduk terlalu lama.

D.    MANIFESTASI KLINIK

1.         Perubahan dalam gaya berjalan.
a.        Berjalan terasa kaku.
b.        Tidak bias memutar punggung.
c.        Pincang.
2.         Persyarafan
Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang.
3.         Nyeri.
a.        Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
b.        Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
c.        Nyeri otot dalam.
d.       Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
e.        Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
f.         Nyeri pada pertengahan bokong.
g.        Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.

E.     PATOFISIOLOGI

Struktur spesifik dalam sistem saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks. Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimuli serabut ini mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan rantai simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang lebih besar. Sejumlah substansi  yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin dimana zat tersebut yang dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin yang ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat.
Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori, dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi  nyeri.
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen dan otot paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikan perlindungan yang maksimal terhadap sumsum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur, masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat berakibat nyeri punggung.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6, menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.
PATHWAY


F.     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.      Sinar X vertebra ; mungkin memperlihatkan adanya fraktur,dislokasi,infeksi,osteoartritis atau scoliosis.
2.      Computed tomografhy ( CT ) : berguna untuk mengetahui penyakit yangmendasari seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna vertebralis dan masalah diskus intervertebralis.
3.      Ultrasonography : dapat membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis.
4.      Magneting resonance imaging ( MRI ) : memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi patologi tulang belakang.
5.      Meilogram dan discogram : untuk mengetahui diskus yang mengalami degenerasi atau protrusi diskus.
6.      Venogram efidural : Digunakan untuk mengkaji penyakit diskus lumbalis dengan memperlihatkan adanya pergeseran vena efidural.
7.      Elektromiogram (EMG) : digunakan untuk mengevaluasi penyakit serabut syaraf tulang belakang ( Radikulopati ).

 

G.    PENATALAKSANAAN

1.      Tirah baring
Tempat tidur dengan alat yang keras dan rata untuk mengendorkan otot yang spasme, sehingga terjadi relaksasi otot maksimal. Dibawah lutut diganjal batal untuk mengurangi hiperlordosis lumbal, lama tirah baring tidak lebih dari 1 minggu.
2.       Medika mentosa
Menggunakan obat tunggal atau kombinasi dengan dosis semiminimal mungkin, dapat diberikan analgetik non-steroid, muscle relaxant, tranguilizer, anti depresan atau kadang-kadang obat blokade neuratik.
3.      Fisioterapi      
Dalam bentuk terapi panas, stimulasi listrik perifer, traksi pinggul, terapi latihan dan ortesa (kovset).
4.      Psikoterapi
Diberikan pada penderita yang pada pemeriksaan didapat peranan psikopatologi dalam timbulnya persepsi nyeri, pemberian psikoterapi dapat digabungkan dengan relaksasi, hyprosis maupun biofeedback training.
5.      Akupuntur
Kemungkinan bekerja dengan cara pembentukan zat neurohumoral sebagai neurotras mitter dan bekerja sebagai activator serat intibitor desenden yang kemudian menutup gerbang nyeri.
6.      Terapi operatic
Dikerjakan apabila tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, atau kasus fraktur yang langsung mengakibatkan defisit neurologik, ataupun adanya gangguan spinger
7.      Latihan
Latihan perlu dilakukan dengan hati-hati dan terarah agar tidak memperburuk keadaan, dapat dimulai pada hari ke 2 dan ke 3 kecuali jika penyebabnya adalah herniasi diskus.

H.    PENCEGAHAN

1.      Meningkatkan kekuatan otot perut dengan latihan penyiapan, yang terbaik adalah situp dengan lutut ditekuk.
2.      Latihan memperkuat otot paha belakang.
a.       Posisi duduk, kaki menggantung kebawah, kemudian kaki menarik beban ringankearah belakang dan kembali lagi. Demikian berulang-ulang.
b.      Posisi telungkup, kaki lurus, kemudian kaki ditekuk kearah atas depan, menarik beban ringan dan kembali lagi. Demikian berulang-ulang.
3.      Saat berlutut, hindari gerakan tubuh bagian atas untuk memutar tiba-tiba.
4.      Hindari mengangkat beban berat
Bila harus mengangkat beban, usahakan punggung lurus, jangan membungkuk tanpa membengkokkan lutut.
5.      Sikap berdiri
 Berdiri secara tegak, dada diangkat, bahu relaks dan dagu lurus kedepan.
.

 



BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN


A.      PENGKAJIAN

1.       Identitas
2.       Riwayat Kesehatan :
a.         Keluhan Utama:
Tanyakan pada klien tentang keluhan yang paling dirasakan apakah itu nyeri pinggang, boyok
b.        Riwayat Penyakit Sekarang:
Tanyakan pada klien sejak kapan keluhan dirasakan? Kapan timbulnya keluhan(apakah menetap, hilang timbul)? Hal apa yang menyebabkan terjadinya keluhan? Apa saja yang dilakukan untuk mengurangi keluhan yang dirasakan? Tanyakan pada klien apakah klien sering mengkonsumsi obat tertentu? Bagaimana dengan nutrisi klien selama ini?
c.         Riwayat Penyakit Dahulu:
Tanyakan pada klien apakah klien dulu pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya? Apakah klien pernah mengalami kecelakaan atau trauma? Apakah klien pernah menderita penyakit gangguan tulang atau otot sebelumnya?
d.        Riwayat Penyakit Keluarga:
Tanayakan pada keluarga, apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti klien? Apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami kecelakaan? Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit gangguan tulang dan otot?
e.         Riwayat Alergi:
Tanyakan pada klien apakah klien alergi terhadap obat, makanan, ataukah cuaca?
f.         Riwayat Pekerjaan:
Tanyakan pada klien tentang jenis pekerjaannya. Apakah pekerjaan klien membutuhkan waktu duduk yang terlalu lama? Apakah pekerjaanya membutuhkan waktu berdiri yang lama? Apakah klien sering melakukan angkat beban?
3.    Pemeriksaan Fisik
a.       Keadaan umum     : tampak sakit dengan wajah pucat
Kesadaran                        : kompos mentis
Gizi                      : cukup
Tanda vital           : TD 120/70mmHg, N 92x/menit, RR 24 x/menit,
b.      Kulit                      : didapatkan kulit bersih (tidak ada kotoran yang menempel), warna kulit sawo matang, tekstur kulit halus, tidak ada odema, turgor baik.
c.       Kepala      :  struktur kepala tampak simetris, tidak ada nyeri atau trauma kepala, tidak ada lesi, warna rambut hitam beruban, distribusi rambut merat
d.       Mata         : mata klien tampak simetris, tidak ada kotoran atau secret, klien dapat melihat dengan baik bola mata dapat digerakkan kesegala arah.  Klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan, sklera mata tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
e.       Telinga     : struktur telinga simetris, tampak bersih tidak ada secret atau cairan, tidak ada perdarahan atau peradangan, fungsi pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
f.       Hidung     : struktur hidung simetris, tampak bersih tidak ada secret, atau kotoran, tidak ada pendarahan atau epistaksis, tidak ada peradangan atau nyeri hidung, tidak terdapat massa (polip).
g.      Mulut        : warna mokusa bibir merah muda, mulut dan lidah besih, tidak ada perdarahan dan lesi, gigi ada yang tunggal, fungsi menguyah baik.
h.      Leher         : tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid atau vena lugularis.
i.        Paru
Inspeksi    : gerakan dinding dada simetris kanan = kiri
Palpasi      : stem fremitus kanan > kiri
Perkusi     : sonor kiri = kanan
Auskultasi            : tidak terdengar bunyi nafas tambahan
j.        Jantung
Denyut jantung          : iktus cordis tidak tampak
Batas kiri jantung       : linea midclavicula sinistra
Batas kanan jantung   : linea parasternalis dekstra
Bunyi jantung             : bising (-)
k.      Abdomen :
Inspeksi                      :bentuk abdomen simetris antara kiri dan kanan, distensi abdomen tidak ada,
Auskultasi                  :terdengar bising usus 6 x/menit,
Palpasi                        :klien mengalami nyeri punggung belakang
l.        Genitalia                : laki-laki normal
tidak ada peradangan pada genetalia bagian luar dan dalam, tidak ada kesulitan saat ereksi dan ejakulasi, tidak terdapat nyeri saat BAK, kebersihan genetalia bersih tidak terdapat lesi, kutu, kemerahan dan ekskoriasi.
m.    Ekstremitas           : struktur ekstremitas kiri dan kanan simetris, nyeri pinggang tambah parah bila ekstremitas bawah digerakkan, disertai kesemutan dan kelemahan pada kedua tungkai,
n.      Tulang      : nyeri tekan paravertebralis
o.      Otot          : spasme otot pada bagian tubuh yang terkena, gangguan dalam berjalan.

B.       DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.    Nyeri akut/kronik b.d masalah musculoskeletal
2.    Kerusakan mobilitas fisik b.dnyeri spasme otot dan berkurangnya kelenturan
3.    Perubahan peran b.d keterbatasan mobilitas dan nyeri kronik

C.       INTERVENSI

1)   Nyeri b.d masalah musculoskeletal
NOC :
·        Pain level
·        Pain control
·        Comfort level
Kriteria hasil :
·        Mampu mengontrol nyeri
·        Melaporkan bahwa nyeri berkurang
·        Mampu mengenali nyeri
·        Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurabg
NIC :
Pain Management
·        Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
·        Observasi reaksi abnormal dari ketidaknyamanan
·        Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
·        Ajarkan teknik non farmakologi
·        Tingkatkan istirahat
·        Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

2)   Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri spasme otot dan berkurangnya kelenturan
NOC :
·             Joint movement active
·             Mobility level
·             Self care/ADLs
·             Transfer performance
Kriteria Hasil :
·             Klien meningkat dalam aktivitas fisik
·             Mengerti tujuan dan peningkatan aktivitas
·             Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah
·             Memperagakan penggunaan alat bantu mobilisasi
NIC :
·             Monitor TTV sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan
·             Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi
·             Ajarkan pasien tentang teknik ambulasi
·             Latih pasien dalam latihan pemenuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
·             Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi ADLs pasien
·             Berikan alat bantu jika diperluk





 

 

 

 

 

 

 





BAB IV

PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Nyeri punggung bawah [Low Back Pain] adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki.
Pembagian etiologi berdasarkan sistem anatomi :
a.    LBP Viserogenik (organ abdomen)
b.    LBP Verkulogenik (pembuluh darah)
c.    LBP Neuvogenik
d.   LBP Spondilogenik
e.    LBP Psikogenik
Kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang elastic yang tersusun atas banyak unit rigid (vertebrae) dan unit fleksible (discus intervertebralis) yang diikat satu sama lain oleh komplek sendi faset, berbagai ligament dan otot paravertebralis.

B.      SARAN

Diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan low back pain sehingga dapat meningkatkan kesehatan pekerja yang ada di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA


http //ameliarina.blogspot.com/2011/03/low-back-pain.html
http //www.google.com/search.patofisiologi.low-back pain.html
http://www.apotikherbal.com/list-info/2829-Makalah-Low-BackPain.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar