A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah suatu
keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastole
lebih dari 80 mmHg (
Muttaqin, 2009). NHLBI (2004 cit. LeMone, et al , 2016) mendefinisikan
hipertensi sebagai tekanan darah sitolik 140 mmHg atau lebih serta tekanan
darah diastolic 90 mmHg atau lebih, dengan rata-rata tiga kali pengukuran atau
lebih yang diukur secara terpisah.
Krisis hipertensi merupakan suatu
keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi yang
kemungkinan dapat menimbulkan atau telah terjadinya kelainan organ target. Biasanya
ditandai oleh tekanan darah >180/120 mmHg, dikategorikan sebagai hipertensi
emergensi atau hipertensi urgensi (Depkes RI, 2006).
B.
ANATOMI
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam
jantung selama peredaran darah.gerakan jantung terdiri dari dua jenis yaitu konstriksi(systole)
dan pengendoran (diastole), konstriksi dari kedua atrium terjadi secara serentak
yang disebut systole atrial dan pengendorannya disebut diastole atrial. Dalam proses peredaran darah, jantung bergerak untuk
memompakan darah keseluruh tubuh. Dimana vena cava superior dan vena cava
inferior mengalirkan darah ke atrium dextra yang datang dari seluruh tubuh,
kemudian masuk ke ventrikel dxtra. Arteri pulmonalis membawa darah dari
ventrikel dextra ke pulmo (paru-paru). Kemudian vena pulmonalis membawa darah
paru-paru masuk ke atrium sinistra, dan masuk ke ventrikel sinistra. Aorta
membawa darah dari ventrikel sinistra ke seluruh tubuh (Syaifudin,2006).
Berikut yang berperan dalam sistem peredaran darah,
antara lain:
1. Jantung
Jantung
meupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Bentuk jantung menyerupai jantung
pisang dimana bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis cordis,dan bagian
sebelah bawah yang agak runcing disebut apeks cordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan
dan beratnya kira-kira 250-300 gram. Tejantung memiliki 4 pompa yang terpisah.
Dua pompa primer atrium dan dua pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi
jantung sampai akhir konstraksi berikutnya dinamakan siklus jantung (Syaifudin,
2006).
Jantung sebagai pompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh vena
ke pembuluh arteri . pada system sirkulasi tertutup, aktivitas pompa jantung
berlangsung dengan cara mengadakan konstraksi dan relaksasi sehingga
menimbulkan perubahan tekanan darah dalam system sirkulasi. Pusat
pengawasan dan pengaturan perubahan tekanan darah antara lain:
a. Sistem
saraf yang terdiri dari pusat pusat yang terdapat di batang otak misalnya
vasomotor.
b. Sistem
humoral atau kimia yang berlangsung local atau sistemik, misalnya vasopressin,
kalium, magnesium, serotonin.
c. Sistem
hemodinamik lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler dan
dalam system vaskuler
(Syaifudin, 2006).
2. Arteri
Arteri
merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh
bagian alat tubuh. Pembuluh
darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut
aorta. Arteri dapat mngecil dan melebar (konstriksi dan dilatasi) disebabkan
oleh pengaruh saraf dari susunan saraf otonom yang disebut vasomotor
(vasodilator dan vasokonstruktor) (Syaifudin, 2006).
3. Vena
Vena
(pembuluh darah balik)merupakan pembuluh darh yang membawa darah dari bagian/
alat-alat tubuh masuk kejantung. Vena-vena
yang ukurannya besar diantaranya vena kava dan venapulmonalis. Vena ini juga
mempunyai cabang yang lebih kecil disebut venolus yang selanjutnya menjadi
kapiler (Syaifudin, 2006).
4. Kapiler
Kapiler
(pembuluh rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Diameternya
kira-kira 0,008 nm. Pembuluh darah kapiler umumnya melputi sel-sel jaringan.
Oleh karena secara langsung berhubungan dengan sel , maka plasma dan zat
makanan mudah merembes ke cairan jaringan antar sel (Syaifudin, 2006).
C.
ETIOLOGI
Berdasarkan
penyebabnya hipertensi bedakan menjadi dua, yaitu:
1. Hipertensi
primer (essensial)
Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi
essensial (hipertensi primer).Literatur lain mengatakan, hipertensi essensial
merupakan 95% dari seluruh
kasus hipertensi. Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk
terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang
tegas menyatakan patogenesis hipertensi primer tersebut (Depkes, 2006).
2. Hipertensi
sekunder
Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari
penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan
darah. penyebab hipertensi yang dapat diidentifikasi antara lain:
a. Penyakit
-
penyakit ginjal kronis
-
hiperaldosteronisme primer
-
penyakit renovaskular
-
sindroma Cushing
-
Pheochromocytoma
-
koarktasi aorta
-
penyakit tiroid atau paratiroid
b. obat
-
Kortikosteroid, ACTH
-
Estrogen (biasanya pil KB
dengan kadar estrogen tinggi)
-
NSAID, cox-2 inhibitor
-
Fenilpropanolamine dan
analog
-
Cyclosporin dan tacrolimus
-
Eritropoetin
-
Sibutramin
-
Antidepresan (terutama
venlafaxine)
(Depkes, 2006).
Sedangkan pada hipertensi
krisis terdapat keadaan tersendiri yangn terbagi menjadi 2 jenis :
1.
Hipertensi
emergensi, merupakan hipertensi gawat darurat, takanan darah melebihi 180/120
mmHg disertai salah satu ancaman gangguan fungsi organ, seperti otak, jantung,
paru, dan eklamsia atau lebih rendah dari 180/120mmHg, tetapi dengan salah satu
gejala gangguan organ atas yang sudah nyata timbul.
2.
Hipertensi
urgensi : tekanan darah sangat tinggi (> 180/120mmHg) tetapi belum ada
gejala seperti diatas. TD tidak harus diturunkan dalam
hitungan menit, tetapi dalam hitungan jam bahkan hitungan hari dengan obat oral
(Dewi &
Familia, 2010).
D.
PATOFISIOLOGI
E.
TANDA DAN GEJALA
Pasien
yang datang dengan hipertensi krisis dapat mengalami tanda dan gejala seperti
sakit kepala, bingung, pembengkakan saraf optikus (papiledema), penglihatan
kabur, gelisah dan penurunan motorik sensorik. Sebagian bsar kedaruratan
hipertensi terjadi saat pasien tiba-tiba berhenti minum obat atau dkarenakan
hipertensinya terkontrol buruk. Pasien yang lebih muda (30 sampai 50 tahun),
wanita hamil dengan preeklamsia dan orang yang menderita penyakit kolagen atau ginjal, berisiko tinggi mengalami krisis
hipertensi (LeMone, et al, 2016).
Manifestasi
krisis hipertensi antara lain:
1. Awitan
cepat
2. Penglihatan
kabur, papiledema
3. Tekanan
sistolik ≥ 180 mmHg
4. Tekanan
diastolik ≥ 120 mmHg
5. Sakit
kepala
6. Bingung
7. Penurunan
motorik sensorik
(LeMone, et al, 2016).
F.
KOMPLIKASI
Hipertensi
berat yang lama dapat merusak dinding ateriol
dan pembuluh darah ginjal, selain itu
dapat menyebabkan koagulasi intravascular dan gagal ginjal akut (LeMone,
et al, 2016).
G.
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan
Keperawatan
Asuhan keperawatan pada
pasien krisis hipertensi berfokus pada monitor tekanan darah dan kolaborasi
pemberian obat-obatan (diberikan lewat intravena) sesuai instruksi untuk
mencapai tekanan darah yang diinginkan. Menghindari penurunan teanan darah yang
berlebihan atau sangat cepat juga sama pentingnya dengan usaha mencapai tekanan
darah yang diharapkan. Tenangkan
pasien dan keluarga, berikan dukungan psikologi dan emosional sesuai kebutuhan
(LeMone, et al, 2016).
2. Penatalaksanaan
Medis
Menurut
LeMone,
et al (2016), daftar
obat-obatan intravena yang dapat digunakan dalam menangani kasus
kedaruratan hipertensi:
Kelas/obat
|
awitan
|
durasi
|
Implikasi
|
Vasodilator
|
|
||
Natrium nitopusida (nipride)
|
Hitungan detik
|
1 hingga 2 menit
|
-
Efektif,
mudah untuk dititrasi
-
Dapat
menyebabkan mual, muntah, kedutan otot, berkeringat
-
Gunakan
dengan hati-hati pada peningkatan tekanan intracranial
|
Nitrogliserin
|
2 hingga 5 menit
|
5 hingga 10 menit
|
-
Gunakan
saat iskemia koroner dengan hipertensi
-
Menyebabkan
sakit kepala dan muntah
-
Mtoleransi
dapat berkembang dalam pemakaian lama
|
Diazoksida (Hyperstat)
|
1 hingga 5 menit
|
4 hingga 24 jam
|
-
Hindari
pad penyakit arteria koroner
-
Digunakan
dengan penyekat beta dan adrenergic
-
Menyakitkan
jika masuk kejaringan
|
Fenoldopam (corlopam)
|
<5 menit
|
30 menit
|
-
Gunakan
dengan hati-hati pada pasien glukoma
-
Dapat
menyebabkan takikardia, sakit kepala, mual, kemerahan
-
Jangan
digunakan bersamaan dengan penyekat beta adrenergic
-
Monitor
adanya gagal jantung
|
Hydralazin (Apresoline)
|
10 hingga 30 menit
|
2 hingga 6 jam
|
-
Dapat
digunakan pada hipertensi terkait eklamsia
-
Hindari
pada pasien penyakit jantung koroner
-
Dapat
menyebabkan takikardia, sakit kepala, mual, kemerahan
|
Penyekat saluran kalsium
|
|
||
Nikardipine (Cardene)
|
5 hingga 10 menit
|
15 hingga 30 menit, naik hingga 4 jam
|
-
Gunakan
dengan hati hati pada pasien penyakit jantung koroner
-
Hindari
pada pasien gagal jantung
-
Dapat
menyebabkan takikardia, sakit kepala, mual, kemerahan, flebitis lokal
|
Inhibitor ACE
|
|
||
Enalprilat (Vasotec)
|
15 hingga 30 menit
|
6 hingga 12 hari
|
-
Monitor
adanya hipotensi
-
Digunakan
pada gagal jantung kiri akut
-
Hindari
pada infark miokard akut
|
Penyekat adrenergic
|
|
||
Labetolol (Trandate)
|
5 hingga 10 menit
|
3 hingga 6 hari
|
-
Hindari
pada gagal jantung akut, dan asma
-
Dapat
menyebabkan mual, muntah dan pusing
-
Monitor
adanya dispneu, mengi, blok jantung, hipertensi ortostastatik
|
Esmolol (Brevibloc)
|
1 hingga 2 menit
|
10 hingga 30 menit
|
-
Hindari
pada gagal jantung dan asma
-
Dapat
menyebabkan mual
-
Monitor
adanya dispneu, mengi, blok jantung derajat satu, gagal jantung
|
Fentolamin (regitine)
|
1 hingga 2 menit
|
10 hingga 30 menit
|
-
Dapat menyebabkan
takikardia, sakit kepala, kemerahan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar