iklankan produkmu

Sabtu, 01 Oktober 2016

HIPERTENSI KRISIS

A.    PENGERTIAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastole lebih dari 80 mmHg ( Muttaqin, 2009). NHLBI (2004 cit. LeMone, et al , 2016) mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan darah sitolik 140 mmHg atau lebih serta tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih, dengan rata-rata tiga kali pengukuran atau lebih yang diukur secara terpisah.
Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau telah terjadinya kelainan organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah >180/120 mmHg, dikategorikan sebagai hipertensi emergensi atau hipertensi urgensi (Depkes RI, 2006).

B.     ANATOMI
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran darah.gerakan jantung terdiri dari dua jenis yaitu konstriksi(systole) dan pengendoran (diastole), konstriksi dari kedua atrium terjadi secara serentak yang disebut systole atrial dan pengendorannya disebut diastole atrial. Dalam proses peredaran darah, jantung bergerak untuk memompakan darah keseluruh tubuh. Dimana vena cava superior dan vena cava inferior mengalirkan darah ke atrium dextra yang datang dari seluruh tubuh, kemudian masuk ke ventrikel dxtra. Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel dextra ke pulmo (paru-paru). Kemudian vena pulmonalis membawa darah paru-paru masuk ke atrium sinistra, dan masuk ke ventrikel sinistra. Aorta membawa darah dari ventrikel sinistra ke seluruh tubuh (Syaifudin,2006).
Berikut yang berperan dalam sistem peredaran darah, antara lain:
1.      Jantung
Jantung meupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Bentuk jantung menyerupai jantung pisang dimana bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis cordis,dan bagian sebelah bawah yang agak runcing disebut apeks cordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram. Tejantung memiliki 4 pompa yang terpisah. Dua pompa primer atrium dan dua pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir konstraksi berikutnya dinamakan siklus jantung (Syaifudin, 2006).
Jantung sebagai pompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh vena ke pembuluh arteri . pada system sirkulasi tertutup, aktivitas pompa jantung berlangsung dengan cara mengadakan konstraksi dan relaksasi sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah dalam system sirkulasi. Pusat pengawasan dan pengaturan perubahan tekanan darah antara lain:
a.       Sistem saraf yang terdiri dari pusat pusat yang terdapat di batang otak misalnya vasomotor.
b.      Sistem humoral atau kimia yang berlangsung local atau sistemik, misalnya vasopressin, kalium, magnesium, serotonin.
c.       Sistem hemodinamik lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler dan dalam system vaskuler
(Syaifudin, 2006).
2.      Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh bagian alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri dapat mngecil dan melebar (konstriksi dan dilatasi) disebabkan oleh pengaruh saraf dari susunan saraf otonom yang disebut vasomotor (vasodilator dan vasokonstruktor) (Syaifudin, 2006).
3.      Vena
Vena (pembuluh darah balik)merupakan pembuluh darh yang membawa darah dari bagian/ alat-alat tubuh masuk kejantung. Vena-vena yang ukurannya besar diantaranya vena kava dan venapulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang yang lebih kecil disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler (Syaifudin, 2006).
4.      Kapiler
Kapiler (pembuluh rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Diameternya kira-kira 0,008 nm. Pembuluh darah kapiler umumnya melputi sel-sel jaringan. Oleh karena secara langsung berhubungan dengan sel , maka plasma dan zat makanan mudah merembes ke cairan jaringan antar sel (Syaifudin, 2006).

C.    ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi bedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Hipertensi primer (essensial)
Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial (hipertensi primer).Literatur lain mengatakan, hipertensi essensial merupakan 95%  dari  seluruh  kasus hipertensi. Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi primer tersebut (Depkes, 2006).
2.      Hipertensi sekunder
Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. penyebab hipertensi yang dapat diidentifikasi antara lain:
a.      Penyakit
-          penyakit ginjal kronis
-          hiperaldosteronisme primer
-          penyakit renovaskular
-          sindroma Cushing
-          Pheochromocytoma
-          koarktasi aorta
-          penyakit tiroid atau paratiroid
b.      obat
-         Kortikosteroid, ACTH
-         Estrogen (biasanya pil KB dengan kadar estrogen tinggi)
-         NSAID, cox-2 inhibitor
-         Fenilpropanolamine dan analog
-         Cyclosporin dan tacrolimus
-          Eritropoetin
-         Sibutramin
-         Antidepresan (terutama venlafaxine)
(Depkes, 2006).
Sedangkan pada hipertensi krisis terdapat keadaan tersendiri yangn terbagi menjadi 2 jenis :
1.      Hipertensi emergensi, merupakan hipertensi gawat darurat, takanan darah melebihi 180/120 mmHg disertai salah satu ancaman gangguan fungsi organ, seperti otak, jantung, paru, dan eklamsia atau lebih rendah dari 180/120mmHg, tetapi dengan salah satu gejala gangguan organ atas yang sudah nyata timbul.
2.       Hipertensi urgensi : tekanan darah sangat tinggi (> 180/120mmHg) tetapi belum ada gejala seperti diatas. TD tidak harus diturunkan dalam hitungan menit, tetapi dalam hitungan jam bahkan hitungan hari dengan obat oral
(Dewi & Familia, 2010).

D.    PATOFISIOLOGI

E.     TANDA DAN GEJALA
Pasien yang datang dengan hipertensi krisis dapat mengalami tanda dan gejala seperti sakit kepala, bingung, pembengkakan saraf optikus (papiledema), penglihatan kabur, gelisah dan penurunan motorik sensorik. Sebagian bsar kedaruratan hipertensi terjadi saat pasien tiba-tiba berhenti minum obat atau dkarenakan hipertensinya terkontrol buruk. Pasien yang lebih muda (30 sampai 50 tahun), wanita hamil dengan preeklamsia dan orang yang menderita penyakit kolagen  atau ginjal, berisiko tinggi mengalami krisis hipertensi (LeMone, et al,  2016).
Manifestasi krisis hipertensi antara lain:
1.      Awitan cepat
2.      Penglihatan kabur, papiledema
3.      Tekanan sistolik ≥ 180 mmHg
4.      Tekanan diastolik ≥ 120 mmHg
5.      Sakit kepala
6.      Bingung
7.      Penurunan motorik sensorik
(LeMone, et al,  2016).

F.     KOMPLIKASI
Hipertensi berat yang lama dapat merusak dinding ateriol  dan pembuluh darah ginjal, selain itu  dapat menyebabkan koagulasi intravascular dan gagal ginjal akut (LeMone, et al,  2016).

G.    PENATALAKSANAAN
1.      Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien krisis hipertensi berfokus pada monitor tekanan darah dan kolaborasi pemberian obat-obatan (diberikan lewat intravena) sesuai instruksi untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan. Menghindari penurunan teanan darah yang berlebihan atau sangat cepat juga sama pentingnya dengan usaha mencapai tekanan darah yang diharapkan. Tenangkan pasien dan keluarga, berikan dukungan psikologi dan emosional sesuai kebutuhan (LeMone, et al,  2016).
2.      Penatalaksanaan Medis
Menurut LeMone, et al (2016), daftar obat-obatan intravena yang dapat digunakan dalam menangani kasus kedaruratan hipertensi:
Kelas/obat
awitan
durasi
Implikasi
Vasodilator

Natrium nitopusida (nipride)
Hitungan detik
1 hingga 2 menit
-         Efektif, mudah untuk dititrasi
-         Dapat menyebabkan mual, muntah, kedutan otot, berkeringat
-         Gunakan dengan hati-hati pada peningkatan tekanan intracranial
Nitrogliserin
2 hingga 5 menit
5 hingga 10 menit
-         Gunakan saat iskemia koroner dengan hipertensi
-         Menyebabkan sakit kepala dan muntah
-         Mtoleransi dapat berkembang dalam pemakaian lama
Diazoksida (Hyperstat)
1 hingga 5 menit
4 hingga 24 jam
-         Hindari pad penyakit arteria koroner
-         Digunakan dengan penyekat beta dan adrenergic
-         Menyakitkan jika masuk kejaringan
Fenoldopam (corlopam)
<5 menit
30 menit
-         Gunakan dengan hati-hati pada pasien glukoma
-         Dapat menyebabkan takikardia, sakit kepala, mual, kemerahan
-         Jangan digunakan bersamaan dengan penyekat beta adrenergic
-         Monitor adanya gagal jantung
Hydralazin (Apresoline)
10 hingga 30 menit
2 hingga 6 jam
-         Dapat digunakan pada hipertensi terkait eklamsia
-         Hindari pada pasien penyakit jantung koroner
-         Dapat menyebabkan takikardia, sakit kepala, mual, kemerahan
Penyekat saluran kalsium

Nikardipine (Cardene)
5 hingga 10 menit
15 hingga 30 menit, naik hingga 4 jam
-         Gunakan dengan hati hati pada pasien penyakit jantung koroner
-         Hindari pada pasien gagal jantung
-         Dapat menyebabkan takikardia, sakit kepala, mual, kemerahan, flebitis lokal
Inhibitor ACE

Enalprilat (Vasotec)
15 hingga 30 menit
6 hingga 12 hari
-         Monitor adanya hipotensi
-         Digunakan pada gagal jantung kiri akut
-         Hindari pada infark miokard akut
Penyekat adrenergic

Labetolol (Trandate)
5 hingga 10 menit
3 hingga 6 hari
-         Hindari pada gagal jantung akut, dan asma
-         Dapat menyebabkan mual, muntah dan pusing
-         Monitor adanya dispneu, mengi, blok jantung, hipertensi ortostastatik
Esmolol (Brevibloc)

1 hingga 2 menit
10 hingga 30 menit
-         Hindari pada gagal jantung dan asma
-         Dapat menyebabkan mual
-         Monitor adanya dispneu, mengi, blok jantung derajat satu, gagal jantung

Fentolamin (regitine)
1 hingga 2 menit
10 hingga 30 menit
-         Dapat menyebabkan takikardia, sakit kepala, kemerahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar