iklankan produkmu

Minggu, 25 September 2016

HIV DAN AIDS

A.    PENGERTIAN

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. (Zein, 2006).
AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang dimana mengalami penurunan sistem imun yang mendasar ( sel T berjumlah 200 atau kurang ) dan memiliki antibodi positif terhadap HIV. (Doenges, 1999)
AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV. (Sylvia, 2005)  
Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan menurut UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV.Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.

B.     ETIOLOGI

1.      Ciri- ciri virus HIV
HIV memiliki diameter 100-150 nm dan berbentuk sferis (spherical) hingga oval karena bentuk selubung yang menyelimuti partikel virus (virion). Selubung virus berasal dari membran sel inang yang sebagian besar tersusun dari lipida. Di dalam selubung terdapat bagian yang disebut protein matriks.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap aspek siklus hidup virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki perbedaan yaitu bahwa protein HIV-1, Vpu, yang membantu pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx meningkatkan infektivitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein lain, Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2, yang pertama kali diketahui dalam serum dari para perempuan Afrika barat (warga senegal) pada tahun 1985, menyebabkan penyakit klinis tetapi tampaknya kurang patogenik dibandingkan dengan HIV-1 (Sylvia, 2005)
2.      Klasifikasi
Kedua spesies HIV yang menginfeksi manusia (HIV-1 dan -2) pada mulanya berasal dari Afrika barat dan tengah, berpindah dari primata ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis.
a)       HIV-1 merupakan hasil evolusi dari simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang ditemukan dalam subspesies simpanse, Pan troglodyte troglodyte.
b)      HIV-2 merupakan spesies virus hasil evolusi strain SIV yang berbeda (SIVsmm), ditemukan pada Sooty mangabeymonyet dunia lama Guinea-Bissau
Sebagian besar infeksi HIV di dunia disebabkan oleh HIV-1 karena spesies virus ini lebih virulen dan lebih mudah menular dibandingkan HIV-2. Sedangkan, HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika barat.
3.      Cara penularan
Cara penularan AIDS ( Arif, 2000 ) antara lain sebagai berikut :
a.          Hubungan seksual, dengan risiko  penularan 0,1-1% tiap hubungan seksual
b.      Melalui darah, yaitu:
1)       Transfusi darah yang mengandung HIV, risiko penularan 90-98%
2)     Tertusuk jarum yang mengandung HIV, risiko penularan 0,03%
3)       Terpapar mukosa yang mengandung HIV,risiko penularan 0,0051%
c.       Transmisi dari ibu ke anak :
1)      Selama kehamilan
2)     Saat persalinan, risiko penularan 50%
3)     Melalui air susu ibu(ASI)14%
Menurut WHO (1996), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat ditularkan antara lain:
a.       Kontak fisik
 Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS, bernapas dengan udara yang sama, bekerja maupun berada dalam suatu ruangan dengan pasien tidak akan tertular. Bersalaman, berpelukan maupun mencium pipi, tangan dan kening penderita HIV/AIDS tidak akan menyebabkan seseorang tertular.
b.      Memakai milik penderita
Menggunakan tempat duduk toilet, handuk, peralatan makan maupun peralatan kerja penderita HIV/AIDS tidak akan menular.
c.       Digigit nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya.
d.      Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.

C.    MANIFESTASI KLINIS

Menurut Komunitas AIDS Indonesia (2010), gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi):
1.      Gejala mayor:
a.       Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b.      Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c.       Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d.      Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e.       Demensia/ HIV ensefalopati
2.      Gejala minor:
a.       Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b.      Dermatitis generalisata
c.       Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d.      Kandidias orofaringeal
e.       Herpes simpleks kronis progresif
f.       Limfadenopati generalisata
g.      Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
h.      Retinitis virus Sitomegalo
Gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase.
1.      Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi. Tapi kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi, penderita HIV/AIDS dapat menularkan virus kepada orang lain.
2.      Fase lanjut
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau lebih. Tetapi seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran sel imun tubuh, penderita HIV/AIDS akan mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran kelenjar getah bening (sering merupakan gejala yang khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek.
3.      Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan berakhir pada penyakit yang disebut AIDS.

D.    PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (Arif Mansjoer, 2000) adalah
1.       Lakukan anamnesi gejala infeksi oportunistik dan kanker yang terkait dengan AIDS.
2.      Telusuri perilaku berisiko yang memmungkinkan penularan.
3.      Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi oportunistik dan kanker terkait. Jangan lupa perubahan kelenjar, pemeriksaan mulut, kulit, dan funduskopi.
4.      Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosot total, antibodi HIV, dan pemeriksaan Rontgen.
Bila hasil pemeriksaan antibodi positif maka dilakukan pemeriksaan jumlah CD4,protein purufied derivative (PPD), serologi toksoplasma, serologi sitomegalovirus, serologi PMS, hepatitis, dan pap smear.
Sedangkan pada pemeriksaan follow up  diperiksa jumlah CD4. Bila >500 maka pemeriksaan diulang tiap 6 bulan. Sedangkan bila jumlahnya 200-500 maka diulang tiap 3-6 bulan, dan bila <200 diberikan profilaksi pneumonia pneumocystis carinii. Pemberian profilaksi INH tidak tergantung pada jumlah CD4.
Perlu juga dilakukan pemeriksaan viral load untuk mengetahui awal pemberian obat antiretroviral dan memantau hasil pengobatan.
Bila tidak tersedia peralatan untuk pemeriksaan CD4 (mikroskop fluoresensi atau flowcytometer) untuk kasus AIDS dapat digunakan rumus CD4 = (1/3 x jumlah limfosit total)-8.

E.     PENATALAKSANAAN

Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka terapinya yaitu (Endah Istiqomah : 2009) :
1.       Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV).
2.      Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :
– Didanosine
– Ribavirin
– Diedoxycytidine
– Recombinant CD 4 dapat larut
Selain terapi pasien dengan HIV-AIDS diberi diet yang bertujuan untuk:
1.      Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.
2.      Mencapai dan mempertahankan berat badan secara komposisi tubuh yang diharapkan, terutama jaringan otot (Lean Body Mass).
3.      Memenuhi kebutuhan energy dan semua zat gizi.
4.      Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan relaksasi
Pada perhitungan kebutuhan energy untuk pasien HIV-AIDS, diperhatikan faktor stres, aktivitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh, dietnya berupa:
1.      Protein tinggi, yaitu 1,1 – 1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak.
2.        Lemak cukup, yaitu 10 – 25 % dari kebutuhan energy total
3.      Vitamin dan Mineral tinggi, yaitu 1 ½ kali (150%) Angka Kecukupan Gizi yang di anjurkan (AKG), terutama vitamin A, B12, C, E, Folat, Kalsium, Magnesium, Seng dan Selenium. Bila perlu dapat ditambahkan vitamin berupa suplemen, tapi megadosis harus dihindari karena  dapat menekan kekebalan tubuh.
4.      Serat cukup; gunakan serat yang mudah cerna.
5.      Cairan cukup dan elektrolit

F.     PENCEGAHAN

1.    Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
2.      Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
3.      Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
4.      Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.

5.      Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin sterilisasinya.

Low Back Pain


Low back pain adalah nyeri pada daerah lumbal atau area sacral (pinggang) pada tulang belakang atau jaringan disekitarnya. Penyebabnya antara lain:
1.       Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma.
2.       Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot
3.       degenerasi pada lansia.
4.       Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
5.       Kegemukan.
6.       Mengangkat beban dengan cara yang salah.
7.       Keseleo.
8.        Gaya berjalan.
9.       Duduk terlalu lama.
Tanda dan gejala yang dapat dirasakan antara lain:
1. Perubahan dalam gaya berjalan.
       Berjalan terasa kaku.
       Tidak bisa memutar punggung.
       Pincang.
2. Nyeri.
       Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
       Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
       Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
       Nyeri pada pertengahan bokong.
       Nyeri berat pada kaki semakin meningkat
Pencegahan yang dapat dilakukan:
       Saat berlutut, hindari gerakan tubuh bagian atas untuk memutar tiba-tiba.
       Hindari mengangkat beban berat
       Bila harus mengangkat beban, usahakan punggung lurus, jangan membungkuk tanpa membengkokkan lutut.

       Berdiri secara tegak, dada diangkat, bahu relaks dan dagu lurus kedepan. 

ANEMIA


Anemia merupakan Suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb), lebih rendah dari kadar normal dalam tubuh (normalnya> 10 gr/dl). Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan keadaan suatu gangguan fungsi tubuh akibatnya jumlah O2 yang diangkut ke jaringan tubuh berkurang.
Hal-hal yang menyebabkan tubuh mengalami anema:
1.    Produksi sel darah tidak mencukupi
Rendahnya produksi sel darah merah karena defisiensi (kekurangan)  factor yang berperan dalam eritropoesis antara lain, asam Folat, vitamin B12, zat besi. Eritroporesis merupakan proses pembentukan sel darah merah.
2.    Kehilangan sel darah merah
Terjadi karena perdarahan yang disebabkan oleh penyebab-penyebab utama. Diantaranya perdarahan pada :saluran  Cerna, uterus/rahim, hidung, luka saat kecelakaan.
3.    Peningkatan penghancuran sel darah merah
karena produksi sel darah merah abnormal yang dihancurkan oleh RES (Retikulum Endoplasmic System), seperti Anemia sickle sel.
Factor yang mempengaruhi berat dan sedangnya gejala:
·         Kecepatan terjadinya anemia
·         Durasi
·         Kebutuhan metabolisme pasien yang bersangkutan
·         Adanya kelainan lain atau kecacatan
·         Komplikasi tertentu atau keadaan yang menyebabkan anemia
Gejala yang ditimbulkan:
§  Denyut nadi cepat (Takikardi)
§  Palpitasi
§  Pembesaran jantung (Kardiomegali)
§  Pembesaran hati (hepatomegali)
§  Dyspepsia
§  Konstipasi
§  Diare
§  Mati rasa
§  Gangguan koordinasi
§  Bingung
§  Gangguan integritas kulit
§  Kuku cekung dan bergerigi


Komplikasi umum yang dapat ditimbulkan:  meliputi gagal jantung, angina, gagal jantung kongestif, dan kejang.